Sarolangun - Setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, menahan lapar dan dahaga serta mempuasakan seluruh anggota tubuh dari perbuatan-perbuatan yang bisa membatalkan ibadah puasa, hari ini bulan mulia itu telah meninggalkan kita semua, suka cita, gegap gempita dan sahut-sahutan gema takbir Idul Fitri sudah berlalu, kini hanya tinggal puing-puing kenangan yang menjadi catatan di lembaran nostalgia indah.
Ramadhan dan Idul Fitri telah raib begitu saja, namun semangat dan jalinan silaturahmi jangan sampai pudar, untuk meneguhkan jalinan silaturahmi tersebut Keluarga Besar Lapas Sarolangun yang terdiri dari seluruh Pegawai dan Dharma Wanita Persatuan Lapas Sarolangun mengadakan acara Halal Bihalal dengan tema "Sucikan Hati Menuju Kemenangan Sejati", acara ini bertempat di Gazebo Lapas Sarolangun, Sabtu (15/06/19).
Kalapas Sarolangun sedang memberikan sambutan |
Kalapas Sarolangun Irwan dalam sambutannya mengatakan bahwa acara Halal Bi halal yang kita laksanakan hampir setiap tahun jangan sebatas pelengkap saja, "Setiap tahun pasti ada halal bihalal, jika acara ini hanya dimaknai sebatas seremonial belaka maka sebatas rutinitas yang kita dapatkan" ungkap Kalapas.
"Halal Bihalal harus dimaknai sebagai momentum untuk refleksi diri kita masing-masing terkait kinerja, perlakuan dan kelakuan kita terhadap lingkungan sekitar kita, agar kedepannya bisa dijadikan pedoman untuk berbuat yang lebih baik lagi" ujar Kalapas.
Selepas sambutan Kalapas, dalam kesempatan tersebut diundang hadir penceramah ustazd Pirman yang didaulat memberi pencerahan kepada audiens Halal Bi Halal, dalam tausyiahnya ustazd kembali mengingatkan kepada audien betapa pentingnya kita untuk kembali keposisi 'Zero' alias posisi nol.
Kembali ke posisi nol dimaknai sebagai star awal untuk memulai segala sesuatu kebaikan, kebajikan disegala lini kehidupan tanpa dibayang-bayangi atau dibebani beban masa lalu, namun tetap menjadikan masa lalu sebagai pedoman melangkah agar tidak tersesat jalan.
Ustazd Pirman sedang memberikan ceramah dihadapan petugas dan ibu-ibu DWP |
Tidak lupa ustazd memberikan kesempatan kepada audien untuk bertanya, agar tausyiah tidak berjalan monoton, suasana keheningan pecah dengan gelak tawa audiens ketika mendengar tausyiah-tausyiah ustazd lingkupnya seputaran kehidupan sehari-hari dengan disisipi dengan cerita jenaka. Acara ditutup dengan doa, bermaaf-maafan dan bersantap siang bersama.